30 April 2016

Sticking to God Limits

Pernahkah kita merasa kesulitan melakukan sebuah pekerjaan? Atau merasa bahwa pekerjaan tersebut sebenarnya bukan untuk kita, mungkin itu porsi pekerjaan orang lain? Dan akhirnya berujung pada pertanyaan, "Am I fit in here? Am I belong in here?"

2 Korintus 10:12-18 (Message Bible)
“We're not, understand, putting ourselves in a league with those who boast that they're our superiors. We wouldn't dare do that. But in all this comparing and grading and competing, they quite miss the point. We aren't making outrageous claims here. We're sticking to the limits of what God has set for us. But there can be no question that those limits reach to and include you. We're not moving into someone else's "territory." We were already there with you, weren't we? We were the first ones to get there with the Message of Christ, right? So how can there be any question of overstepping our bounds by writing or visiting you? We're not barging in on the rightful work of others, interfering with their ministries, demanding a place in the sun with them. What we're hoping for is that as your lives grow in faith, you'll play a part within our expanding work. And we'll all still be within the limits God sets as we proclaim the Message in countries beyond Corinth. But we have no intention of moving in on what others have done and taking credit for it. "If you want to claim credit, claim it for God." What you say about yourself means nothing in God's work. It's what God says about you that makes the difference.(penekanan ditambahkan)

Ayat ini membuat saya merenung. Dikatakan di sana, “...We’re sticking to the limits of what God has set for us...” Jadi, seperti posisi di perusahaan, Tuhan selaku atasan kita, telah mengatur atau menetapkan pekerjaan kita sejak semula. Dan di penghujung acara (hasil), tidak/bukan menjadi pertanyaan kalau limit tersebut berhasil kita raih, karena memang itu rencana-Nya dari awal.

Saya teringat dulu ketika bekerja, atasan saya kerap menggunakan kalimat ini, “Sudah lakukan itu dulu, nanti biar saya yang memikirkan apa langkah berikutnya.” Dan saya selalu mendahului beliau dengan mengatakan atau memberikan beberapa ide yang mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan. Tapi akhirnya, itu bukan bagian saya. Atau urusan saya malah... Saya sudah diberikan pekerjaan yang sesuai dengan kapasitas saya. Apabila saya bisa mengerjakannya dengan lebih baik atau menyelesaikannya lebih cepat, berarti saya memaksimalkan potensi saya. Dengan kata lain, saya sedang membuktikan ke diri sendiri bahwa saya bisa lebih baik daripada saya yang sebelumnya.

Dan kita, tidak di set untuk melakukan pekerjaan orang lain, atau bahkan mengacak/ mengatur pekerjaan mereka, lalu akhirnya menuntut posisi yang sama dengan mereka. Karena bukan untuk itu Tuhan menempatkan kita di pekerjaan tersebut. Ia sudah menetapkan apa pekerjaan kita sejak awal. Sulit atau tidak. Membosankan atau menyenangkan. Enjoy or not. Ini proses...

“Jangan habiskan sebagian besar hidup untuk berkompetisi dengan orang lain. Hidup sampai maksimal adalah berkompetisi dengan diri Anda sendiri” 
–Myles Munroe.

Dulu saya pernah mendengar pengertian breakthrough, yaitu sesuatu yang tidak bisa/belum pernah dilakukan sebelumnya, sekarang bisa/sudah dilakukan. Contoh, dulu kita termasuk orang yang tidak pernah berolahraga, tapi sekarang kita menjadi terbiasa untuk berolahraga setiap hari, tanpa disuruh sekalipun oleh orang lain. Ini adalah breakthorugh...

Saya suka kata ini... Karena apabila dikaitkan dengan ayat di atas, pekerjaan yang awalnya terkesan sulit untuk dilakukan, bahkan seolah membutuhkan extra grace untuk melakukannya, menjadi semakin mudah untuk dilakukan sekarang, bahkan bukan tak mungkin membuat kita menjadi mahir. Akhirnya, kita membuktikan kepada diri sendiri bahwa kita baru saja bisa melaluinya.

Inilah pekerjaan yang ditetapkan/ditentukan Tuhan sejak awal. Tidak ada yang susah untuk dilakukan. Lagipula, memang itu pekerjaan/tanggung jawab kita sejak awal. Dan seperti atasan saya, Tuhan sangat tahu kapasitas kita. Justru kitalah yang belum mengetahui kapasitas diri sendiri. Tapi, apapun yang kita katakan mengenai pekerjaan sendiri tidaklah penting. Saya suka kata ayat ini, “...It’s what God says about you that makes the difference.”

Jadi, tidak apa mengalami kesulitan dalam bekerja. Tidak apa kalau tidak mengerti (di awal) pekerjaan kita. Terus jalani saja. Tidak perlu mengeluh, menangis, apalagi jadi kasak-kusuk pekerjaan orang lain, buruknya lagi, membandingkan orang lain dengan diri sendiri. No... Ingat, Anda di sini bukan untuk berkompetisi dengan orang lain, tapi diri Anda sendiri. Jadikan tiap hari, tiap saat, adalah breakthrough Anda. Lihatlah sesuatu yang belum Anda lihat sebelumnya. Kerjakan sesuatu yang belum pernah Anda kerjakan sebelumnya. Kerjakan setiap hari... Pada akhirnya Anda akan tahu kok. Kerennya, Anda berhasil melaluinya. Dan ini semua bukan karena kehebatan Anda, tapi bagaimana Tuhan menentukan/menetapkan pekerjaan tersebut sejak mula. Sebabnya, IA tidak pernah menetapkan standar yang biasa-biasa saja, selalu luar biasa, yang melebihi pikiran kita sendiri.

So, don’t stress out, my friends... Just enjoy it... Your journey is fine.