Saya jadi teringat, terjadi kira-kira beberapa tahun yang lalu, di
mana saya pernah mengikuti audisi untuk menjadi guru menulis di salah
satu sekolah swasta di Jakarta Barat.
Di audisi tersebut, saya
diharuskan mengajar para siswa/siswi kelas 2 SMA (Sekolah Menengah Atas)
berjumlah sekitar 20-25 orang selama setengah jam. Dan karena ini
audisi, saya dinilai langsung oleh Bapak Kepala Sekolah. Tak dianyar,
saya semakin merasa gugup, sehingga mempengaruhi tulisan tangan saya di
papan tulis menjadi sedikit “cakar ayam.”
Saya ajarkan teori-teori
penulisan yang saya tahu. Karena “menulis/mengarang bebas” adalah salah
satu kurikulum yang saya kemukakan di dalam interview dengan Bapak
Kepala Sekolah sebelumnya, saya akhiri “presentasi” dengan pertanyaan,
“Ceritakan apa tujuan kamu di masa depan?” Saya minta para murid
menulisnya di dalam beberapa paragraf, lalu mengumpulkan kembali ke
saya.
Saya memang tidak menjabarkan hasil tulisan mereka di depan
kelas, saya membawanya pulang dan menyimpannya, hingga perpindahan saya
ke rumah baru, di mana saya mendapati semua file tersebut
habis dimakan rayap. Saya bersyukur pernah membacanya. Masing-masing
dari mereka mempunyai tujuan. Ada yang ingin menjadi pemusik, ibu rumah
tangga yang keren, bisa menjalankan bisnis sang ayah, dan seterusnya.
Jujur saja, beberapa tulisan mereka masih terkenang di dalam memori
saya.
Setiap manusia pasti punya tujuan hidup (purpose in life).
Tidak ada tujuan yang kecil atau besar, sebab itulah tujuan hidup.
Kenapa saya berkata begini? Karena itulah tujuan Tuhan menciptakan kita.
Segala yang ada di diri kita ini -dari ujung rambut sampai ujung kaki-
ada maksudnya. So, don’t underestimate yourself. The truth is YOU ARE SOMEBODY…
Namun, segala sesuatunya memang harus dimulai dulu. Ada awal, ada
akhir. Di pepatah yang sama pun, "Terkadang kita perlu untuk mengambil step awal dulu, baru ke belakangnya akan mudah." Saya setuju dengan quote ini.
Karena
TUJUAN HIDUP BUKANLAH DIUKUR DARI KE-SPEKTAKULERAN-NYA, tapi APA YANG
SUDAH KITA LAKUKAN UNTUK HIDUP KITA. Dengan memulainya dari diri
sendiri...
Telah beberapa kali saya dibuat kagum oleh para Office Boy (OB) dan Office Girl
(OG) di perusahaan tempat saya bekerja. Buat saya, mereka luar biasa…
Saya jadi teringat pernah berbincang-bincang dengan salah satu Leader OB, yang biasa dipanggil Jon. Ia pernah mengeluarkan sebuah statement
yang membuat saya kagum. Begini perkataannya, “Saya di sini, walaupun
hanya OB, memang tidak sampai sekolah tinggi, tapi saya tahu yang
namanya kerja keras dengan benar. Walaupun saya tidak berpendidikan,
tapi saya mengerti pekerjaan saya.”
Wow, ia mengerti apa yang
dilakukannya… Mas Jon mengerti apa kepercayaan yang harus dipegangnya,
mana yang tidak. Jujur, di mata saya ia seorang yang besar… Karena ia
tahu tujuannya.
Sekali lagi, besar atau kecilnya tujuan bukanlah
sebuah ukuran. Tidak perlu spektakuler, tapi percayalah itu akan
mengguncang hidup orang lain, paling tidak untuk dirimu sendiri.
Bisa membawa perubahan bagi kehidupan orang lain, itu adalah tujuan. Orang lain mulai mencontoh tingkah laku kita, kebiasaan, habit,
itu adalah tujuan. Menjadi pendengar yang baik, itu adalah tujuan.
Menjadi suami yang menghargai istri dan istri yang tunduk pada suami,
itu adalah tujuan. Menjadi anak yang menurut, hormat, dan berbakti pada
orang tua, itu adalah tujuan.
Tidak perlu spektakuler. Justru
hanya diawali dari sesuatu yang sederhana, namun dengan berjalannya
waktu kok jumlah kepercayaan yang ditaruh ke kita bertambah besar. Ini
bukan semata-mata karena faktor followers atau pengikut, tapi karena tujuan Anda sudah mulai membawa dampak (impact)
bagi orang lain. Yang Anda lakukan mungkin sama, posisi/jabatan Anda
tetap, tidak berubah, namun tujuan Anda mulai dirasakan oleh lingkungan
sekitar.
Saya adalah saksi mata dari banyak contoh seperti itu,
yang awalnya seorang loker koran menjadi Direktur. Yang awalnya seorang
administrasi biasa, sekarang beliau menjabat sebagai Direktur Utama. Dan
bukan mustahil, jika suatu hari nanti, giliran Anda..