22 Agustus 2014

Apa Saja Kata Mereka? (Bagian 1)


Suatu kali,
saya pernah memberikan pertanyaan ini kepada sebanyak mungkin teman wanita yang masih lajang dan saya kenal karib, 
"Menurut kamu, why are you still single so far?"
Dari sinilah saya memperoleh 10 jawabannya.
Dan akhirnya menjadi ide dasar (atau kerangka karangan) 
dari buku pertama saya.
Check it out!

Menyadari pertanyaan tersebut bersifat pribadi dan agak sensitif, maka saya menggunakan "Prinsip Garam" yang pernah saya baca dalam sebuah buku berjudul, "For Better or For Best Understanding Your Husband (Alasan Tersembunyi Mengapa Pria Berperilaku Tertentu)" ditulis oleh Dr. Gary Smalley. Buku yang ditujukan bagi kaum Hawa ini, menyodorkan sebuah prinsip menarik, yakni sifat garam yang pada dasarnya membuat orang haus. Menurut Dr. Gary, sebuah hubungan harusnya berhasil menciptakan dahaga akan percakapan yang membangun antara dirinya sendiri dengan orang lain. Sehingga hasilnya, masing-masing individu dapat mempelajari kebutuhan lawan bicaranya dengan baik. Well, saya sangat setuju...

Ibarat melakukan sebuah wawancara, Anda tidak akan pernah dipersiapkan banyak pertanyaan, melainkan hanya 3 atau 4 pertanyaan saja, di mana selebihnya harus Anda gali sendiri melalui pernyataan para narasumbernya, sambil memperhatikan dengan seksama setiap jawabannya. Karena dari situlah biasanya muncul penjelasan yang jujur. Ya, Anda hanya perlu mendengarnya dengan lebih cermat...

Untuk hal ini, gaya Oprah Winfrey maupun Najwa Shihab bisa dijadikan contoh. Menurut saya, mereka menggunakan prinsip garam saat mewawancarai narasumbernya. Terlihat sekali rasa haus yang sangat akan setiap jawaban narasumbernya. Tak henti-henti mereka melontarkan pertanyaan hingga semua menjadi jelas. Sampai-sampai penonton di studio ataupun di rumah ikut terhanyut merasakan suasananya.

Dengan cara yang sama, pertanyaan di atas saya ajukan. Akhirnya, diperoleh 10 jawaban yang diberikan oleh para wanita yang berani dan luar biasa ini:

1. "Mungkin karena aku sudah tidak cantik lagi"
Awalnya, merasa bingung juga mendengar jawaban ini keluar dari mulut mereka. Sebabnya, mereka termasuk wanita yang sangat cantik dan menarik. Sejujurnya, andai saya ini pria, tentu akan berpikir untuk mengejarnya. Mereka merupakan para wanita sophisticated yang penuh gaya dan hebat, lengkap dengan ciri-ciri: Menjinjing tas branded terkenal, sepatu tumit tinggi beralas merah, senyuman yang ramah, sikap yang akrab namun sopan, gadget yang selalu on, juga pekerjaan hebat yang dapat menunjang segalanya. Sungguh mengagumkan, bukan?

Namun, ketika pembicaraan berlanjut, saya baru mengerti alasannya, ternyata, "Aku merasa bingung saja. Padahal sudah seperti ini (sambil menunjuk dirinya sendiri), tapi kok belum laku ya? Padahal umur bertambah terus. Apakah karena kecantikanku sudah luntur?"

2. "Belum menemukan orang yang tepat"
Ini menjadi jawaban paling banyak yang diberikan. Saking banyaknya, juga karena "sedikit bosan" mendengar jawaban yang sama berulang-ulang, saya memutuskan memberi pertanyaan tambahan, "Lalu, apakah kamu sudah tahu standar atau kriteria pria yang kamu inginkan?"

Beberapa menjawab, "Tentu saja. Aku mau dia begini...begitu... Dan seterusnya," dengan bermimik muka penuh keyakinan, sampai-sampai saya pun ikut merasakan semangatnya, yang terpenting ia sudah mengetahui apa keinginannya. Lalu, ada juga yang menjawab dengan standar-standar, "Seiman. Baik. Ganteng. Sayang keluarga. Sayang saya. Pengertian. Dewasa. Kaya... Dan sebagainya." Namun, ada juga yang malah mengangkat bahunya sambil geleng-geleng kepala. Yah, Anda tentu mengerti maksudnya, bukan?

3. "Akunya saja yang belum mau. Santai saja"
Waktu mendengar jawaban ini, sempat terbersit pertanyaan dalam hati saya, Hmm, mau sampai kapan santainya? Kalau hanya sampai esok hari, mungkin saya tidak terlalu mengkhawatirkannya, walau kemudian sempat terganjal pikiran juga sih, "Kenapa harus santai sampai besok kalau sebenarnya bisa dimulai hari ini?"

4. "Masih muda. Masih banyak yang ingin aku lakukan"
Entah apa yang mendasari mereka menjawab demikian. Apakah mereka sungguh-sungguh merasa masih muda sehingga ibarat berkata, "Don't tell my age, I know that. But somehow, I still feel young and always excited for new things.

Atau, mungkinkah dikarenakan ketidaksiapan mereka, "Mumpung masih muda, rasanya sah-sah saja bersenang-senang dulu." Akhirnya mereka tidak membuat rencana, tidak mengatur waktu, tidak peduli. Mereka melakukannya semata-mata akibat sikap yang belum siap berkomitmen, sehingga tidak tahu ke arah mana hubungan yang sedang dijalankannya, bagaimana kelanjutannya, dan tidak berusaha mempersiapkannya juga. Mereka menjalani hari demi hari begitu saja, hanya mengisinya tanpa mengetahui dengan jelas tujuan memilih pria tersebut, alasan melakukan rutinitas tertentu. Dan sebagainya.

5. "Masih banyak hal yang lebih penting"

...to be continued...