30 Oktober 2015

LIFE IS BEAUTIFUL - Berhenti Menunggunya

Ketika membaca ayat “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga”.

Saya suka ayat ini. Saya selalu memperkatakannya ketika kekhawatiran muncul, baik dalam pekerjaan, keuangan, makan, pergi hang-out atau mingle dengan teman, traktir teman, pacar? Saya mempercayai-Nya. Hanya saja saya (baru) menyadari satu hal, burung memang tidak bisa menabur atau mengumpulkan bekal dalam lumbung. Ia tidak bisa berpikir, apalagi menghitung. Namun, agar si burung dapat makan dan memberi makan anak-anaknya, jelas ia harus terbang, melakukan sesuatu. Dan Tuhan berjanji terus memeliharanya. Si burung akan terus mendapatkan makanan dimana saja. Hanya saja, ia harus terbang.

Saya sedang membaca artikel dari Mandy Hale berjudul “Three Lies Us Single People Need to Stop Telling Ourselves” dan kebohongan yang ketiga adalah “Thinking that we have to wait around for a relationship to realize our destiny”, Mandy menghimbau kita untuk “It’s time to stop waiting and start LIVING.” Ini adalah salah satu saran terbaik yang saya ketahui...

Pernahkah Anda menyukai seseorang, lalu memutuskan untuk menunggunya menghubungi Anda, mengajak pergi, memperkenalkan Anda dengan teman-temannya kemudian keluarganya, suatu hari “nembak” Anda, dan (siapa tahu) ia akan melamar nanti. Well, ini yang disebut menunggu…

Saya tidak menyalahkan Anda. Saya pun pernah melakukan hal yang sama. Dan begitu ia “nembak” saya, entah kenapa rasanya tidak sempurna atau seindah yang saya rasakan sebelumnya. Teman saya sempat berujar, “Mungkin terlalu lama ya, Eve…” Hmm, mungkin juga… Tapi saya sadar sekarang, hal tersebut dikarenakan saya hanya menunggu saja, tidak “terbang” atau “living”. Saya tidak melakukan apa-apa untuk mencerahkan hari saya, untuk mengisi kehidupan saya, dan (yang terpenting) melakukan persiapan untuk siapapun pasangan saya kelak.

Saya sering membalas perkataan teman-teman saya yang berkata, “Eve, sebenarnya kamu tuh sudah cocok berumah tangga dan punya anak” (Yes, I totally agree). Hanya saja ini jawaban saya, “Saya lebih baik telat menikah daripada salah pilih orang. Tidak apa deh terlambat, tapi saya percaya it’s all worth it…”

Bagaimana dengan Anda? Masihkah Anda menunggunya? Hentikan dulu sejenak “memikirkan dia”. Perhatikan diri Anda. Mulailah lakukan sesuatu. Upgrade yourself. Perkaya diri Anda dengan hal-hal hebat. Hidupi hidup Anda. Rasakan indahnya diri Anda dan lihatlah, you are worth it…  


Seperti kata-Nya kemudian, “Bukankah kamu lebih berharga daripada mereka (burung)?” Yes, you are, ladies