05 Februari 2016

CERBUNG: "Sejak Pertama kali Bertemu di Jalan Tol" (Bagian 3)

---Lanjutan minggu lalu---

   DUA MINGGU KEMUDIAN
   "Gila, cantik banget dia. Kulitnya putih. Rambutnya diikat samping. Badannya juga langsing. Dan kakinya kecil pula. Tampak cantik dengan sepatu high heels putihnya. Gua harus melakukan sesuatu," Garry bicara sendiri. "Ya, gua harus melakukan sesuatu." Ia pun segera mematikan mesin mobil, merapikan rambut dan kemejanya. Lalu keluar dari mobil, merasa bingung dan sedikit gugup, tidak tahu harus berkata apa. Akhirnya, ia membuka pintu bagasi mobil, merapikan barang-barang di dalam tas gym yang nyata-nyata tidak berantakan itu.

   Tak berapa lama, Garry mendengar bunyi suara alarm mobil di sampingnya. Garry mendongakkan kepala sejenak. Cewek itu sedang berjalan menuju mobilnya, sambil membuka dompet, merapikan struk kertas dan lainnya. Tiba-tiba angin bertiup agak kencang, membuat rok putih cewek itu tersingkap, juga menerbangkan dua lembar uang berwarna biru. Ia sempat berteriak kecil. Dengan sigap, Garry menangkap uang yang sedang beterbangan itu. Satu lembar berhasil diraihnya, tapi yang satunya lagi membuat Garry sampai merangkak untuk mengambilnya. Ketika dua-duanya berhasil diraih, Garry membalikkan badan. Dan ternyata, cewek itu sudah berdiri tak jauh dari mobil Garry. Ia sudah merapikan rambut dan roknya. "Wah, terima kasih," ia tersenyum lembut.
   Garry berjalan mendekatinya hingga mereka berhadapan sekarang, "My pleasure..."
   "Thank you sampai dikejar gitu..."
   "Hahaha... Tidak apa. Anginnya memang sedikit nakal ya."
   "Iyah nih," balasnya.
  "Ini uang kamu." Garry menyerahkan dua lembar yang dikejarnya dengan susah payah tadi kepada tangan kecil cewek itu. Sekilas, ia mencium harum bunga mawar. Harum sekali dia, ujar Garry dalam hati.
   Cewek itu mengambil dengan lembut uangnya, mencoba memasukkannya ke dalam dompet, sambil berujar, "Oke. Sekali lagi terima kasih ya. Yukk duluan..."
   Garry, dia akan berlalu. Ayo pikirkan sesuatu. Lakukan sesuatu, lakukan sesuatu! Cepat! Perintah dirinya sendiri dalam hati. Garry lalu memanggilnya, "Tunggu." Cewek tersebut sudah membuka pintu mobilnya. Tercium oleh Garry semerbak wangi bunga mawar. 
   "Yah?" tanya cewek itu.
   "Sori, tapi apakah kita pernah bertemu sebelumnya?"
   Cewek itu terdiam sejenak, lalu menjawab "Hmm, sepertinya belum."
   "Oh gitu ya, sori... Soalnya saya merasa seperti pernah melihat kamu," ujar Garry berdusta.
   "Hmm..." Cewek itu merapikan rambutnya sejenak, lalu melihat sekilas mobil Garry. "Tapi saya pernah lihat mobil kamu sebelumnya."
   "Mobil saya?"
   "Iyah, beberapa kali malah," katanya sambil tersenyum.
   "Oh ya?"
   "Yah, mobil Suzuki Outlander warna putih dengan stiker setengah badan Baymax yang sedang melambai. Di belakang kaca mobil kamu..." Garry tersentak dengan ucapan cewek itu. "Saya sangat suka film Big Hero 6. Yah, kamu bisa melihatnya juga kan?" lanjutnya, menunjuk gantungan boneka Baymax yang telah beberapa kali menjadi penunjuk Garry.
   Garry tersenyum. Ia pun menoleh ke kaca belakang mobilnya, karena apa yang dikatakan cewek ini sangat tepat. Dilihatnya cewek tersebut masih tersenyum padanya. "Sama... I love Big Hero 6 so much... Soalnya saya juga agak sedikit nerd," ujar Garry akhirnya berhasil mengeluarkan suara setelah terdiam beberapa detik tadi. Mereka tertawa berbarengan.
   "Yeah, saya nerd versi baca buku," ujar cewek itu tersenyum.
   "Dan saya nerd versi teknologi. Berhubungan dengan pekerjaan sebagai EO."
   "Wow..."
   "Dan nggak cuma Big Hero 6. I love all animation movies, 3D, sound effects..."
   "Yap, saya juga..."
   "Kamu juga?" tanya Garry sambil berjalan mendekati cewek itu.
   "Yes, I do... Tapi sori saya harus jalan sekarang. Sudah hampir terlambat pergi les."
   "Oh, kamu les ya?"
   "Iya, les bahasa Inggris. Yuk duluan ya..." ujar cewek itu masuk ke dalam mobilnya, meninggalkan Garry yang masih berdiri sedikit termangu di sana. Tapi tak berapa lama, cewek itu langsung membuka jendelanya dan memanggil, "Hey, saya baru teringat dimana pernah ketemu mobil kamu? Di Puri Indah. Mau kesana juga?"
   Garry tersenyum sumringah. "Yah, begitulah."
   "Ok, kita bisa bareng," ujarnya sambil tersenyum.
   "Tentu saja." Lalu Garry langsung mengambil kesempatan, sadar bahwa ini waktunya. "Oh ya, saya Garry." Ia menjulurkan tangannya. Cewek itu menjulurkan tangannya menyambut, "Karlin."
   "Hi Karlin, nice to meet you." Karlin tersenyum. Garry pun langsung menekan tombol "Unlock" dari kunci mobilnya. Ia bergegas masuk dan duduk di balik kemudi. Ketika hendak memundurkan mobilnya, Garry melihat jari telunjuk Karlin memutar-mutar ke arahnya. Segera Garry menurunkan jendela di kursi sebelahnya, lalu mendengar Karlin berseru, "Garry, ayo, kita beriringan lagi seperti sebelumnya."
   Garry tertawa. Ia pun mengikuti mobil Mazda 2 berwarna merah itu, tak terlepas dari pandangannya. 

   SATU MINGGU KEMUDIAN
   "Halo Karlin, sudah siap?" tanya Garry lewat telepon genggamnya.
   "Halo... Almost..."
   "Hahaha... It's ok, take your time. Sudah di depan rumah kamu."
   "Ok. Aku turun sekarang."
   "Lho, tadi katanya almost?" kata Garry tersenyum. 
   "Iyah, hampir selesai menyisir rambut. Dan sekarang tinggal turun..."
   "Hehe... Ok, bye..." jawab Garry masih memegang telepon genggamnya. "Bye..." balas Karlin, "Mama aku pergi dulu..." Garry mendengar suara Karlin sedang meminta ijin sebelum menutup teleponnya. Ia langsung merapikan dirinya. 
   Dilihatnya Karlin keluar mengenakan gaun bermotif bunga. Anggun sekali cewek ini, pujinya dalam hati. Garry pun turun dari mobilnya, sedikit berlari ke arah kursi penumpang untuk membukakan pintu buat Karlin. Garry menyempatkan diri memuji Karlin, "You look beautiful as always, Karlin..." sambil tersenyum. 
   "Thank you and thank you," jawab Karlin sambil masuk ke mobil putih Outlander Garry.
   Garry menutup pintunya pelan, lalu berjalan ke arah pintunya sendiri. Setelah duduk di balik kemudia, ia bertanya, "Siap?"
   "Tentu saja. Kamu sudah tahu kan mau kemana," jawab Karlin sambil mengenakan sabuk pengaman."
   "Yes, tentu saja..."
   "Dan kamu tahu juga kan dimana?" tanya Karlin tersenyum. Garry memandangnya sambil tersenyum juga. "Yes, ma'am. Ke belakang ruko Puri Indah tempat aku tertinggal."
   Mereka pun sama-sama tertawa. Garry mulai menjalankan mobilnya, sambil memandang mobil merah Mazda 2 yang terparkir rapi di depan rumah Karlin. Istirahat ya kali ini, aku tidak perlu mengejar-ngejar kamu lagi, kata Garry dalam hati.

---SELESAI---