Bulan Januari 2011 yang lalu, I just returned from my holiday to Surabaya; I really enjoyed my trip. I got a lot experience in there, a lot of lessons, more weight & beautiful memorable moments. Yes… It was beautiful. Jadi ada 2 kejadian yang terjadi di Surabaya.
First, kasus diberhentikannya pesawat Mandala (padahal ya Mandala itu bagus lho. My flight was 1.55 pm and they actually departed on 1.55 pm. Gak pake telat, benar-benar on-time. Sayang sudah tidak beroperasi lagi). When they announced Mandala is no longer in operation, aku masih di Surabaya. FYI, waktu itu aku beli tiket pesawatnya dengan harga promo. Untuk harga one way only cuma Rp.100.000,- Jadi total PP: Rp.200.000,- Murah kan? (And even I didn't process the refund, let say Rp.200.000,- but for flight from Jkt to Sby, it’s still cheap). Ternyata harga murah ini dikarenakan harga transit. Harusnya tujuan ke Denpasar, tapi mereka transit di Surabaya. Makanya murah…
Ok back to the story… Pengumumannya itu diberitakan di Koran hari Kamis (tgl. 13 Jan). So, my cousin (yang namanya Ci Lia) membangunkan saya pagi-pagi benar, “Eve, ini kok di Koran Jawa Pos ada pemberitahuan kalo Mandala tidak beroperasi lagi ya? Coba deh kamu baca dan cari tahu dulu, sementara aku antar anak2 ke sekolah ya…” Namun, dikarenakan hari sebelumnya (hari Rabu) aku baru dari Madura (jalan-jalan dari Bangkalan, Sampang, Pemengkasan sampe Sumenep), aku masih sangat lelah. Jadi setelah membacanya, aku pun tertidur lagi. Sebenarnya bukannya cuek ato tidak peduli, but because I believe Tuhan tidak akan membiarkanku begitu saja. He will make everything well, so that is why I’m not worry at all. Saya pikir kalau pun sampai tidak menemukan pesawat murah atau sudah full hingga hari Senin, aku bisa pulang naik kereta. Yang menurutku masih ok lah…
At 8 AM, again Ci Lia woke me up. It’s seems I was not able to sleep again and have to start looking the information about this situation. But before I do that, I’m so surprised, my BB full of BBM from family & friends. They considering about me (hahaha… dan saya malah tidur). So, I got all the information from them: Refund, cheap airlines ticket, promo, etc. Mereka juga kasih tau keadaan kantor Mandala di Jakarta. Karena itulah, aku berencana mau mampir ke Kantor Pusat Mandala di Sby (Jl. Diponegoro) dengan maksud mau tanya-tanya, tapi nyatanya sangat rame, penuh, hujan pula, mungkin lebih baik batal saja…
Lalu, my Dad called & said, “Vlyne, kamu searching pesawat murah deh di internet. Nanti papi yang bayarin pesawatnya.” Dan itulah yang terjadi… In fact, my Father transfered me money for ticket, including airport tax. Voila… GOD really takes care of me. Akhirnya, aku pesen tiket pesawat via jasa travel langganan sodaraku yang letaknya cuma 2 rumah di sebelahnya (hahaha…). And before lunch, I got my ticket. Yes, all is well…
![]() |
Hotel Purnama at Batu, Malang |
Nah yang kedua adalah kejadian BB-ku hilang. Hari Sabtu-nya, aku & keluarga Ci Lia pergi ke Batu, Malang dan kita nginep di Hotel Purnama yang bagus sekali, juga indah pemandangannya. Bahkan, kita sampe dikasih free of dinner, also the breakfast for 4 people.
After dinner, kita pergi jemput suaminya Ci Lia (namanya Ko Fendi), yang makan bareng temannya di Flamboyant Café. Dalam perjalanan, aku masih BBM-an ama temenku di mobil. Dan sesampai di sana, aku memang langsung turun (karena lagi hujan juga) & lari menuju tempat jual yoghurt yang letaknya tidak terlalu jauh. Kedua keponakanku uda pengen nyoba. Saat di kasir, aku baru sadar BB-ku dimana ya? Lalu, aku merogoh kantung, cari di tasku tapi gak ada. Aku langsung pinjam kunci mobil Ci Lia, mulai cari dan ngubek ke mobil juga halaman sekitarnya, tetap gak ketemu. Padahal aku ngerasa cuma sesaat lho, paling nggak sampe 3 menit kejadiannya. Aku mulai dag-dig-dug, kayanya hilang nih. Apalagi dihubungi sudah masuk voice mail.
Akhirnya, for the next 45 minutes, everybody was looking my BB, including Ko Fendi’s friend & his children (padahal aku baru saja berkenalan dengan mereka). Aku liat mereka sempet tanya2 tukang parkir, satpam, kasir yoghurt, pelican cafe. Trus sempat ninggalin nama & nomor telp yang bisa dihubungi karena café sudah mau tutup. But the truth is I’ve lost hope. I think it’s already gone.
Sesampainya di hotel, tiba-tiba Ci Lia merangkulku & berkata, “Eve sori banget ya kalo sampe jadi begini. Coba kalo kita gak ke Batu, pasti BB kamu gak hilang. Biar kuganti ya Eve BB-nya.” Waktu denger itu aku jadi nangis. Sebabnya, aku tidak mau Ci Lia berpikir demikian, juga merasa takjub atas tawaran Ci Lia. Tapi, sambil geleng-geleng kepala aku menolak. Lalu, kita sempet berdoa ber-4 di kamar (aku, ci Lia & 2 orang anaknya). Dalam doanya Ci Lia terus-menerus bicara tentang mujizat yang pasti terjadi (dan memang terjadi dalam hidupku, namun tidak dengan caraku). Saat itu aku teringat Filipi 4:6, “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.”
So, I changed my prayer, “Lord I’m grateful for all that happened to me now. Aku betul2 bersyukur liburan di Surabaya ini. Aku sungguh terpelihara sempurna, in everything. Makan enak terus, bisa puas nyobain berbagai macam makanan khas Sby. Bersyukur karena aku tinggalnya di rumah Ci Lia. Bersyukur karena keluarga ini adalah tuan rumah juga keluarga yang sangat baik. Bersyukur karena aku bisa ke Batu & liburan di tempat yang indah, yang mungkin gak akan kudapat lagi kalo di Jakarta.” Dan kalo kupikir2, aku pun juga hampir gak keluar uang selama liburan ini kecuali untuk beli oleh-oleh. So yes, I’m so lucky surrounded by all this beautiful moment.
Setelah itu, aku pun tidak bersedih lagi, I just surrender to God. Kalo ketemu ya Puji Tuhan. Kalo gak ketemu, Puji Tuhan juga. Dan malamnya aku bisa tidur dengan nyenyak.
Setelah itu, aku pun tidak bersedih lagi, I just surrender to God. Kalo ketemu ya Puji Tuhan. Kalo gak ketemu, Puji Tuhan juga. Dan malamnya aku bisa tidur dengan nyenyak.
Keesokan harinya, dalam perjalanan pulang ke rumah (Sby), mereka bawa aku ke Plaza Marina (seperti Roxy) dan mereka benar2 berniat membelikanku BB. I think I can’t say anything. Karena kejadiannya ‘tiba-tiba’ juga, aku hanya mengikuti mereka…
Setelah muter2, aku sempet khawatir juga dengan harga BB original (hitam) di Sby yang bisa sampe 2,6 juta ato 2,7 juta. So I called my brother, Ryan. aku perlu quick lesson membeli BB darinya. Karena yang kemarin aku beli, aku hanya tau bayar tokk, tapi gak tau prosesnya gimana. Akhirnya, kita berhasil ketemu 1 toko yang jual BB dengan harga yg sama dengan Jkt, bergaransi TAM pula. It was perfect… Jadi kita beli di sana.
Tapi ada yang membuatku kepikiran, mereka membayarnya dengan cicilan bukan tunai. So that’s make me thinking, mungkin saja mereka sedang tidak ada uang saat itu, makanya jadi nyicil. I felt really bad.
Hingga malamnya, setelah anak2 sudah tidur, I decide to talk with them, “Ko, Ci, begini. Aku uda discuss sama Mami & kita merasa gak enak. Gimana kalo kita bantu bayar setengahnya?” Dan belum2, mereka langsung nolak. Lalu, aku bilang lagi, “Kalo gitu anggap ajah sekarang aku pinjem ya, nanti aku pasti balikin lagi dalam bentuk barang juga.”
Dan Ko Fendi mulai bicara yang membuatku terharu, “Eve, kita kok kayak orang lain ya. Padahal kan kita keluarga. Jadi sudah seharusnya bersikap begitu. Jangan merasa gak enak dong, wong kita ajah udah gak mikirin kok. Yang terpenting kamu happy, gak kapok lagi ke Surabaya. Kita bener2 berharap kamu pulang dalam keadaan bahagia, bukannya bersedih. So, it’s oke lahhh..”
Saat itu entah kenapa ayat, “…Giving so you will be given…” terngiang2 di kepalaku. Aku percaya, Tuhan sedang memakai mereka untuk memberkatiku & pastinya, Tuhan pun akan memberkati mereka lebih lagi.
That’s the value of family. I’m so thankful having them as my family… Kalau mereka saja berusaha sedemikian rupa untuk membuatku melupakan my past, my lost & everything, so yes, I have to change my paradigm as well. Aku harus pulang dalam keadaan bahagia & sama2 enak. Supaya gak cuma aku saja yang enak, mereka pun juga demikian. Jadinya malam itu, kami asik bercerita tentang pengalamanan memancing di Madura, Bandung, Puncak (karena mereka belum pernah ke sana), juga makanan2 enak Sby lainnya yang aku belum coba, yang berarti (menurut mereka) aku harus datang lagi untuk nyobain, hehe... Kita bertiga ngobrol seru sekali sampe jam 11 pm. It was a beautiful night…
That’s the value of family. I’m so thankful having them as my family… Kalau mereka saja berusaha sedemikian rupa untuk membuatku melupakan my past, my lost & everything, so yes, I have to change my paradigm as well. Aku harus pulang dalam keadaan bahagia & sama2 enak. Supaya gak cuma aku saja yang enak, mereka pun juga demikian. Jadinya malam itu, kami asik bercerita tentang pengalamanan memancing di Madura, Bandung, Puncak (karena mereka belum pernah ke sana), juga makanan2 enak Sby lainnya yang aku belum coba, yang berarti (menurut mereka) aku harus datang lagi untuk nyobain, hehe... Kita bertiga ngobrol seru sekali sampe jam 11 pm. It was a beautiful night…
Yes, bad things happen to good people. But God still with us. IA ada disana saat keadaan baik maupun buruk menimpa kita. HE consoled, embrace us & giving encouragement so we can bear it, get through of it. HE replaces my sorrow with joy, tak dibiarkannya aku bersedih terlalu lama. Thank you Father…
Akhir cerita, Ci Lia & Ko Fendi akhirnya setuju membagi pembayaran 50:50 dengan kita. After my mom talked to them dan membawa nama papiku, mereka setuju juga, fiuhh… That’s good…
Sementara itu, orangtuaku juga memutuskan untuk membantu cicilannya. Dengan jumlah hanya Rp.100.000 per bulannya saja, the rest will be their responsibilities (hahaha…) GOD is good all the time… Yes... Miracle still happens
![]() |
Me, along with a wonderful family, minus pelayannya :) |