19 Desember 2014

Sometimes We Ask These BIG Questions


I’m not going to lie, I’m ask it too sometimes…

Yes, the big question: Why am I still single till now? When am I getting married? Or Am I going to be marry one day or not and why I had to wait for this so long?

Well, what can I say, we’re woman. We’d like to use a feeling than mind. Sebagai contohnya saja, kita akan menangis saat nonton cerita yang sedih atau perpisahan, sementara pria hanya memutarkan bola matanya. Dan saya yakin sekali, setiap kali kita melihat bayi yang lucu ataupun anak anjing yang nakal, kita akan bersuara, “Owww, so cute…”

Hahahaha… That’s nothing wrong with that… Itulah yang membedakan kita dengan kaum pria. Hanya saja sayangnya, karena demikian terkadang wanita  membutuhkan lebih banyak waktu untuk move on, lebih lama dalam memilih daripada memutuskan, terlalu sering mengorbankan dirinya sendiri bagi orang lain namun menyia-nyiakan keinginan pribadi atau (buruknya) diri sendiri, lebih sering terbawa perasaan/lingkungan di sekitar daripada membuat perubahan atau berdiri teguh. Kerap berlarut-larut dalam perasaannya, susah move on, memilih “terbiasa” dibanding keluar dari zona nyamannya, mengambil sikap pasrah ketimbang membela dirinya sendiri (keinginannya).

Sahabatku yang cantik, ijinkan saya mengatakan hal ini kepada Anda, “Semua itu adalah masa lalu... Semua itu telah berada di belakang. Tidak ada yang bisa Anda lakukan lagi untuk kembali atau mengulangnya, tidaklah mungkin hingga jutaan tahun kemudian. Yang ada hanya hari ini…”

Ucapkan syukur untuk saat ini. Syukuri pekerjaan Anda. Syukuri keberadaan Anda. Syukuri perpisahan Anda, walau rasanya sakit di sini (sambil menunjuk hati Anda). Syukuri status Anda. Syukuri teman-teman Anda. Syukuri lingkungan Anda. Syukuri komunitas Anda. Syukuri keluarga Anda, baik jauh maupun dekat. Ucapkan syukur… Lalu, jalani kembali hidup Anda…

Masih ada waktu. Masih ada kesempatan. Belumlah terlambat. Semua itu masih ada di luar sana. Anda tinggal terus melanjutkan perjalanan. Terus berjalan maju, mau jalan cepat bahkan berlari pun tidak masalah, yang penting Anda maju dan bersemangat melanjutkannya. Barangkali sebentar lagi Anda akan sampai. Bisa jadi tepat di persimpangan/belokan di sana, ‘the right one’ itu berdiri. Tetaplah yakin... Walaupun belum kelihatan, bukan berarti tidak ada apa-apa di ujung jalan sana. Anda hanya perlu melangkah sedikit lagi, maju sedikit lagi… Then, you’ll see

Sembari itu, cobalah lihat sekitar. Saya yakin Anda tidak berjalan sendirian. Ada beberapa teman dan orang yang sedang berjalan juga di samping Anda. Boleh jadi mereka baru berpisah/putus, ada juga yang masih terluka, gapailah tangan mereka. Peganglah tangannya. Berjalanlah bersama-sama. Teruslah maju ke depan… Anda mungkin tidak tahu harus berkata apa. Tak mengapa, Saudariku… Terkadang yang dibutuhkan hanya telinga, diri Anda, dan tatapan mata penuh pengertian, juga kasih dari Anda. Yang lainnya tidaklah penting…

Ingatlah selalu, Anda tidak sendirian, Sahabatku, tidak pernah seperti itu… Berhentilah berpikir demikian dalam hidup ini. Cobalah keluar dan mulailah perhatikan dengan seksama. Berhentilah bertanya, “Kenapa dan Kapan?” Toh tidak membuat Anda tenang apalagi lega, malahan bertambah-tambah kepikiran. Mulailah berkata, “Apa yang bisa kulakukan? Apa yang bisa kuperbuat?” Mulailah explore keasikan menjadi seorang wanita. Bersenang-senanglah. Its our privilege… *wink

Mulailah kumpulkan teman-teman wanita Anda, baik yang masih jomblo, bertunangan, maupun yang sudah menikah. Pergilah berlibur dengan mereka atau belanja bareng. Bisa juga mengobrol santai sambil minum teh/ngopi, lalu sama-sama mengatur asupan diet, ataupun sekadar pergi ke gym bersama,  mengikuti kelas yoga, pilates, dll. Bagaimana dengan belajar masak, yang dilanjutkan mencoba tempat makanan baru? Tidak apa kok sekali-kali mentraktir diri sendiri makanan mewah dan fancy. Atau yang sering saya lakukan, chatting dengan my girlfriend sampai puas hingga tengah malam (sampai-sampai kami berdua ketiduran). Its sounds fun, ladies

So, my dearest friend,
I hope this Christmas will be for you a cheerful ending to the year
 and a great beginning to a happy new one.
Merry Christmas and Happy New Year...

01 Desember 2014

MAGIC Christmas? A Magic Definitely Doesn’t Only Happened on Christmas


Magic Christmas = You are the magic Christmas
Christmas is near...
Sungguh tak terasa… Kita sudah memasuki hari pertama di bulan Desember. Yes, time flies

Apakah Anda telah mempunyai acara nanti? Atau mungkin sudah tak sabar menunggu libur panjang di akhir tahun? Sebagian besar teman saya sudah merencanakannya dengan baik. Pesta kostum, Christmas party, menghias pohon natal, kegiatan bakti sosial, memegang tiket liburan ke negara yang sedang musim dingin. Juga, pastinya berbelanja hadiah Natal atau untuk cross kado, beli aksesori Natal, seperti topi Santa, dasi bercorak Snowman, bando Rudolf, dll. 

Bicara soal Natal, saya jadi teringat waktu masih kecil dulu, saya termasuk anak kecil yang memercayai bahwa ada hadiah dari Santa Claus. Biasanya sekitar awal bulan Desember, saya dan adik-adik memotong rumput, memasukkannya ke dalam sepatu kami, lalu menaruhnya di sebelah bantal, dan kami pun tertidur. Keesokan paginya kami memperoleh hadiah dengan kartu natal bertulisan tangan yang tidak dikenal, berisi, “Jadilah anak yang baik dan menurut kepada orang tua, dst” Ya, saat itu saya berpikir, “Ini memang dari Santa. This is magic." 

Kegiatan ini terus saya lakukan setiap tahun. Sampai dengan suatu kali, tidak ada hadiah apapun di samping bantal kami. Alhasil, kami terus menaruhnya di sana hingga pertengahan bulan, namun hasil tetaplah nihil. Saya langsung mengeluh di depan Ibu dengan cemberut, “Santa melupakan kami tahun ini.” Anehnya, Ibu saya menjawab, “Karena mami belum membeli hadiah, Sayang. Mami masih sibuk mengurus papi kamu setelah pulang dari rumah sakit.” (Saat itu ayah saya dalam masa pemulihan akibat sakit hepatitis B). Jujur, saya tidak terlalu mengerti dengan jawabannya. Mungkin Ibu saya melihatnya, sehingga beliau melanjutkan kembali, “Selama ini Mami Papi yang membeli dan menaruh hadiah tersebut di samping bantal kalian.”

“Tapi, tulisan di kartu berbeda dengan tulisan mami?”
“Yah, Mami bedain dong. Kalau tidak kamu tahu yang menulis Mami.”
Saya langsung mengerti kenapa pesan-pesan di kartu natal selama ini terdengar familiar

Yah, saya rasa Anda tahu sesudahnya, bukan? Saya tidak pernah menaruh apapun lagi di samping bantal. Serta, berhenti berpikir bahwa hadiah dari Santa merupakan sesuatu yang magic.

Tapi, pernahkah Anda mengalaminya? Atau, mungkin Anda salah satu orang yang seperti saya, memercayai hadiah dari Santa. Hahaha… Senang rasanya tidak menjadi satu-satunya anak yang berpikir demikian. Dan dengan seiring berjalannya waktu, saya juga semakin menyadari bahwa keajaiban (MAGIC), tidak hanya terjadi menjelang atau saat Natal saja. Sesungguhnya, terjadi setiap hari. Bahkan Anda pun seorang keajaiban sebenarnya.

Sekitar dua minggu yang lalu, hari itu adalah hari Senin, saya bertemu tidak sengaja (dalam kamar mandi wanita), CEO dari Toko Buku (TB) Books and Beyond (B&B). Karena kami bekerja dalam satu groups, saya mengenalnya, bahkan telah beberapa kali mewawancarai beliau untuk keperluan publikasi. Saya langsung saja memberitahu, “Bu, saya ada menulis buku dan buku tersebut baru diterbitkan sekitar satu bulan yang lalu. Saya bermaksud menawarkannya ke ibu dan berharap buku saya bisa dimasukkan ke dalam TB B&B.” Ternyata perkataan saya langsung disambut baik oleh beliau. Sore harinya, saya memberikan sampel buku dan surat penawaran. Selasa pagi, keesokan harinya, saya menerima e-mail untuk mengatur pertemuan. Saya langsung membalas e-mail, pertemuan sebaiknya dilakukan hari Kamis saja, ketika jam saya makan siang.

Tibalah hari Kamis, saya bersama dengan penerbit bertemu B&B. Pertemuannya sendiri tidak memakan waktu lama, namun mereka memberitahu siap memasukkan buku saya ke dalam B&B. As simple as that, wow… Tidak berhenti sampai situ saja, B&B bertanya hal ini, “Ibu Eve, apakah sudah melakukan book launching?”
“Belum, karena jujur saya tidak siapkan budget untuk itu. Ditambah lagi kemarin masih sibuk menawarkan buku saya ke teman-teman.”
“Kami bisa memberikan tempat kok, Bu, and that’s for free. Di lantai 2 ini.” (Saya ternganga mendengarnya). “Ibu tinggal mendatangkan massa dan media saja” ucapnya tersenyum.

Ketika pulang dari sana, perasaan kami (saya dan penerbit) adalah overwhelmed, sambil terus berujar, “Ini keajaiban… Ini pasti Tuhan yang lancarkan… Ini pasti seijin Tuhan, dari Tuhan.” Kami langsung membahas book launching tersebut dan mulai membagi tugas. Bahkan penerbit saya sudah menentukan waktunya, yaitu sekitar bulan Februari 2015. & guess what, at this moment, preparation of book launching is something happening for me...

I got the magic in me
Every time I touch that track it turns into gold
Everybody knows I've got the magic in me
(Lirik lagu "Magic In Me". Penyanyi: B.O.B)