I’m not going to lie,
I’m ask it too sometimes…
Yes, the big question:
Why am I still single till now? When am I getting married? Or Am I going to be
marry one day or not and why I had to wait for this so long?
Well, what can I say,
we’re woman. We’d like to use a feeling than mind. Sebagai contohnya saja,
kita akan menangis saat nonton cerita yang sedih atau perpisahan, sementara
pria hanya memutarkan bola matanya. Dan saya yakin sekali, setiap kali kita
melihat bayi yang lucu ataupun anak anjing yang nakal, kita akan bersuara, “Owww, so cute…”
Hahahaha… That’s
nothing wrong with that… Itulah yang membedakan kita dengan kaum pria. Hanya
saja sayangnya, karena demikian terkadang wanita membutuhkan lebih banyak waktu untuk move on, lebih lama dalam memilih
daripada memutuskan, terlalu sering mengorbankan dirinya sendiri bagi orang
lain namun menyia-nyiakan keinginan pribadi atau (buruknya) diri sendiri, lebih
sering terbawa perasaan/lingkungan di sekitar daripada membuat perubahan atau berdiri
teguh. Kerap berlarut-larut dalam perasaannya, susah move on, memilih “terbiasa” dibanding keluar dari zona nyamannya,
mengambil sikap pasrah ketimbang membela dirinya sendiri (keinginannya).
Sahabatku yang cantik, ijinkan saya mengatakan hal ini
kepada Anda, “Semua itu adalah masa lalu... Semua itu telah berada di belakang.
Tidak ada yang bisa Anda lakukan lagi untuk kembali atau mengulangnya, tidaklah
mungkin hingga jutaan tahun kemudian. Yang ada hanya hari ini…”
Ucapkan syukur untuk saat ini. Syukuri pekerjaan Anda.
Syukuri keberadaan Anda. Syukuri perpisahan Anda, walau rasanya sakit di sini
(sambil menunjuk hati Anda). Syukuri status Anda. Syukuri teman-teman Anda.
Syukuri lingkungan Anda. Syukuri komunitas Anda. Syukuri keluarga Anda, baik
jauh maupun dekat. Ucapkan syukur… Lalu, jalani kembali hidup Anda…
Masih ada waktu. Masih ada kesempatan. Belumlah terlambat.
Semua itu masih ada di luar sana. Anda tinggal terus melanjutkan perjalanan. Terus berjalan maju, mau jalan cepat bahkan berlari pun tidak masalah,
yang penting Anda maju dan bersemangat melanjutkannya. Barangkali
sebentar lagi Anda akan sampai. Bisa jadi tepat di persimpangan/belokan di sana,
‘the right one’ itu berdiri. Tetaplah
yakin... Walaupun belum kelihatan, bukan berarti tidak ada apa-apa di ujung jalan
sana. Anda hanya perlu melangkah sedikit lagi, maju sedikit lagi… Then, you’ll see…
Sembari itu, cobalah lihat sekitar. Saya yakin Anda tidak
berjalan sendirian. Ada beberapa teman dan orang yang sedang berjalan juga di samping
Anda. Boleh jadi mereka baru berpisah/putus, ada juga yang masih
terluka, gapailah tangan mereka. Peganglah tangannya. Berjalanlah bersama-sama.
Teruslah maju ke depan… Anda mungkin tidak tahu harus berkata apa. Tak mengapa,
Saudariku… Terkadang yang dibutuhkan hanya telinga, diri Anda, dan tatapan mata penuh pengertian, juga kasih dari Anda. Yang lainnya tidaklah
penting…
Ingatlah selalu, Anda tidak sendirian, Sahabatku, tidak pernah seperti itu… Berhentilah berpikir demikian dalam hidup ini. Cobalah keluar dan mulailah perhatikan dengan seksama. Berhentilah bertanya, “Kenapa dan Kapan?” Toh tidak membuat Anda tenang apalagi lega, malahan bertambah-tambah kepikiran. Mulailah berkata, “Apa yang bisa kulakukan? Apa yang bisa kuperbuat?” Mulailah explore keasikan menjadi seorang wanita. Bersenang-senanglah. Its our privilege… *wink
Ingatlah selalu, Anda tidak sendirian, Sahabatku, tidak pernah seperti itu… Berhentilah berpikir demikian dalam hidup ini. Cobalah keluar dan mulailah perhatikan dengan seksama. Berhentilah bertanya, “Kenapa dan Kapan?” Toh tidak membuat Anda tenang apalagi lega, malahan bertambah-tambah kepikiran. Mulailah berkata, “Apa yang bisa kulakukan? Apa yang bisa kuperbuat?” Mulailah explore keasikan menjadi seorang wanita. Bersenang-senanglah. Its our privilege… *wink
Mulailah kumpulkan teman-teman wanita Anda, baik yang masih jomblo,
bertunangan, maupun yang sudah menikah. Pergilah berlibur dengan mereka atau belanja bareng. Bisa juga mengobrol santai
sambil minum teh/ngopi, lalu sama-sama mengatur asupan diet, ataupun sekadar pergi ke gym bersama, mengikuti kelas
yoga, pilates, dll. Bagaimana dengan belajar masak, yang dilanjutkan mencoba tempat makanan baru? Tidak apa kok sekali-kali mentraktir diri sendiri makanan mewah dan fancy. Atau yang sering saya lakukan, chatting dengan my girlfriend sampai puas hingga tengah
malam (sampai-sampai kami berdua
ketiduran). Its sounds fun, ladies…