Jujur saja, saya sedang tergila-gila dengan cerita Marley, tokoh anjing dari cerita “Marley and Me” dan pemiliknya –sekaligus penulis-- John Grogan. Perasaan ini timbul setelah saya menonton filmnya di bioskop. Ya.. Cerita yang diangkat dari kisah true story antara anjing dan pemiliknya itu memang patut diancungi jempol. Betul-betul menyentuh..
Sebenarnya wajar saja jika saya mengalami hal ini, mengingat saya adalah pecinta anjing dan di sisi lain, saya masih sering memikirkan anjing Sharpei saya (dulu) bernama Cathy, yang terpaksa diberikan ke orang lain karena kami sedang mengalami kendala financial. Rasanya, saya bisa menguraikan air mata tiap kali mengingatnya.
Beberapa waktu yang lalu, kami (jemaat) sempat diberi sebuah kuis oleh Pendeta kami. Beliau menanyakan beberapa hal di bawah ini : (disebut kategori pertama).
1. Sebutkan 5 nama Presiden favoritmu !
2. Sebutkan 5 nama olahragawan favoritmu !
Ketika mendengarnya, saya hampir gagal menjawab kedua pertanyaan tersebut. Karena saya hanya tahu sekitar dua sampai tiga nama saja, tapi ia menyuruh menyebutkan lima nama. Hingga saat ini, Presiden favorit saya masih Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) dan Gus Dur (Pak Abdurachman Wahid), yang telah banyak membawa perubahan bagi Indonesia.
Tapi ketika menjawab pertanyaan kedua, lain lagi ceritanya. Saya bukan penggila sport dan pengetahuan tentang dunia ini masih terbilang “standar-standar” saja. Sempat muncul beberapa nama, seperti Michael Jordan (yang sekarang sudah berusia tua dan mewariskan bakatnya itu ke anaknya – yang lagi-lagi saya tidak tahu nama anaknya--), David Beckham (karena ia sangat terkenal, apalagi setelah kepindahannya ke Amerika), dan yang terakhir Tiger Woods (entah penulisan namanya benar atau tidak).
Cukup lama waktu yang diberikan olehnya. Hingga ia melanjutkan pertanyaan untuk kategori yang kedua :
1. Sebutkan 5 nama guru favoritmu !
2. Sebutkan 5 nama orang yang pernah membantumu !
3. Sebutkan 5 kejadian yang tidak akan pernah kamu lupakan seumur hidup !
Untuk pertanyaan ini, saya tidak membutuhkan waktu lama dalam menjawabnya. Dengan gesit, saya menyebutkan satu per satu nama, sambil mengajak pikiran untuk bernostalgia sedikit, mengeluarkan beberapa arsip file dalam memori otak. Kali ini waktu yang diberikan pun juga tidak lama.
Setelah dilihatnya kami telah selesai, ia bertanya, ”Mengapa Anda lebih mudah menyebutkan kategori yang kedua?” Tak ada diantara kami yang menjawab. Lalu, ia pun menjelaskan maksudnya, “Itu karena orang-orang tersebutlah yang telah banyak meninggalkan kenangan di dalam hidupmu. Mereka telah berhasil menorehkan perubahan dalam diri Anda. Yang mungkin tidak besar bagi orang lain, apalagi bagi kota, namun itu besar bagi dirimu. Dan karena hanya Anda yang pernah merasakannya, maka akan tercipta abadi dalam memori. Mungkin mereka bukan orang tua dan teman Anda, tapi yang pasti mereka adalah orang-orang yang telah membawa perubahan dalam hidup Anda.”

Teman, banyak cara untuk membuat kita bahagia...
Saya pernah membaca sebuah buletin yang menyebutkan ini, ”Sesungguhnya hidup itu seperti masuk dan keluar pintu. Ketika kita lulus SMA, maka itu berarti kita menutup pintu SMA dan membuka pintu kuliah. Ketika kita mengakhiri masa lajang, artinya kita menutup pintu ”lajang dan sendiri,” yang kemudian membuka pintu pernikahan, juga keluarga, dan begitu seterusnya.”
Saya yakin sudah banyak nama dan kejadian yang ikut dialami dari proses ”keluar masuk” tersebut. Ada yang menyedihkan, ada juga yang menyenangkan. Ada yang membuat kecewa, ada juga yang membuat bangga. Ada yang perlu ditahan, tapi ada juga yang harus dilepaskan. Tapi, bersyukurlah pada Tuhan kita masih punya memori untuk terus mengingatnya.
Orang selalu berkata, “Life still go on, so continue your life.” Ya.. Hidup adalah sebuah proses. Kita perlu untuk terus melihat ke depan. Masa lalu pasti ada, karena kita pernah mengalaminya. Namun jangan berhenti sampai situ saja, ambil jalan untuk keluar dan masuki kehidupan yang baru. Untuk masa lalu sih, hanya cukup dikenang saja dalam hati. Seperti saya sekarang, sedang mengenang banyak nama dalam kehidupan saya dan saya jadi bersyukur dengan Tuhan atas proses ini.
Oleh karena itu, sekarang saya ingin berterimakasih kepada banyak nama yang telah membangun dan membantu saya, yang mungkin tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Dan juga saya ingin meminta maaf dari lubuk hati terdalam kepada orang-orang yang mungkin merasa pernah saya kecewakan, saya betul-betul minta maaf. Namun, di atas segalanya, saya bersyukur pernah mengenal kalian semua. Ingatan ini akan bersifat abadi dalam memori saya. Terima kasih..